Sunday, July 31, 2011

Feel Inspiring Romadhan…

happy puasaRomadhan adalah puncak pembersih dan pengikis dosa diri. Sahabat zaman dahulu selalu merindukan datangnya romadhan bahkan dua bulan sebelumnya. Ada banyak hikmah dan keutamaan Romadhan agar memberi motivasi dan inspirasi dalam menjalaninya. Berikut salah satunya: 
 #1. Bulan Kesungguhan
Kunci sukses dalam islam untuk meraih kebahagiaan dunia akhirat adalah kesungguhan (QS 29:69). Output dari puasa adalah taqwa, dan karakter taqwa hanya bisa dibangun dengan sungguh-sungguh. Umar r.a ketika ditanya apa arti taqwa, ia menjawab, “Saat engkau berjalan di suatu jalan yang bertaburan duri, engkau berhati-hati melangkah menghindari duri itu, itulah hakikat  TAQWA”.
#2. Bulan al-Quran
Bulan Romadhan harus memberikan inspirasi mengkaji al-Quran. Sebagaimana rosul mengulang bacaan al-Quran (Tadarus) setiap malam bersama malaikat Jibril.  Al-Quran memiliki banyak keistimewaan, ia merupakan dzikir utama dan mampu mengobati hati yang gelisah. Siapa yang berpaling dari al-Quran, niscaya hatinya gelisah meskipun tinggal di istana.
#3. Bulan Ibadah
Pandai-pandailah untuk memaksimalkan ibadah di bulan Romadhan. Seseorang yang pernah melakukan dosa dan kejahatan, janganlah berputus asa. Begitupula orang yang merasa telah melakukan kebaikan jangan berpuas diri. Rosul memberi teladan bagaimana dia melakuan ibadah terbaik sampai kakinya bengkak. Bersyukurlah jika diberi kemudahan melakukan kebaikan, dan segera bertaubatlah jika diberi kemudahan melakukan maksiat.  Semua orang dimudahkan Alloh sesuai dengan taqdirnya. Pergunakan waktu mustajab di bulan puasa untuk berdoa menjadi Khusnul Khotimah.
#4. Bulan Perbaikan Karakter
Romadhan harus menjadi bulan memperbaiki akhlaq. Jadikan diri menjadi sumber kesenangan dan kebahagiaan orang sekitar. Tinggalkan akhlaq yang hina dan lakukan akhlaq yang mulia. Tinggalkan hal-hal yang jorok, berbuat marah, dusta, dan lain-lain. Sebaliknya perbanyak sedekah, peduli anak yatim, tetangga, dan lain sebagainya.
#5. Bulan Pelurusan Aqidah
Jangan salah menapaki jalur rel aqidah. Berhati-hatilan dengan ramalan-ramalan yang sedang trend saat ini. Tidak boleh sembarang percaya pada tanda alam yang dihubungkan dengan takdir. Dalam islam tidak ada hubunga antara tanda alam dengan takdir seseorang.
“Pengajian Tarawih, 13 Agustus 2010, Mesjid Darussalam Kota Wisata, Narasumber: Ust. Mirdas Eka Yora Lc.”

Monday, July 25, 2011

Pembentukan Bumi??

Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi, bahan-bahan material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya. Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi) dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Setelah memahaminya, inilah proses pembentukan bumi dari beberapa teori:
1.Theory Big bang

Teori ini adalh yang paling terkenal gan.
Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran yang dilakukannya tersebut memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat, membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6 milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi.

Dalam perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan unsur.
2. Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke permukaan.
3. Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Perubahan di bumi disebabkan oleh perubahan iklim dan cuaca.

2. Teori Kabut Kant-Laplace

Sejak jaman sebelum Masehi, para ahli telah banyak berfikir dan melakukan analisis terhadap gejala-gejala alam. Mulai abad ke 18 para ahli telah memikirkan proses terjadinya Bumi.
Ingatkah kamu tentang teori kabut (nebula) yang dikemukakan oleh Immanuel Kant (1755) dan Piere de Laplace (1796)? Mereka terkenal dengan Teori Kabut Kant-Laplace. Dalam teori ini dikemukakan bahwa di jagat raya terdapat gas yang kemudian berkumpul menjadi kabut (nebula). Gaya tarik-menarik antar gas ini membentuk kumpulan kabut yang sangat besar dan berputar semakin cepat. Dalam proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut bagian khatulistiwa terlempar memisah dan memadat (karena pendinginan). Bagian yang terlempar inilah yang kemudian menjadi planet-planet dalam tata surya.

3. Teori Planetesimal

Seabad sesudah teori kabut tersebut, muncul teori Planetesimal yang dikemukakan oleh Chamberlin dan Moulton. Teori ini mengungkapkan bahwa pada mulanya telah terdapat matahari asal. Pada suatu ketika, matahari asal ini didekati oleh sebuah bintang besar, yang menyebabkan terjadinya penarikan pada bagian matahari. Akibat tenaga penarikan matahari asal tadi, terjadilah ledakan-ledakan yang hebat. Gas yang meledak ini keluar dari atmosfer matahari, kemudian mengembun dan membeku sebagai benda-benda yang padat, dan disebut planetesimal. Planetesimal ini dalam perkembangannya menjadi planet-planet, dan salah satunya adalah planet Bumi kita.


Pada dasarnya, proses-proses teoritis terjadinya planet-planet dan bumi, dimulai daribenda berbentuk gas yang bersuhu sangat panas. Kemudian karena proses waktu dan perputaran (pusingan) cepat, maka terjadi pendinginan yang menyebabkan pemadatan (pada bagian luar). Adapaun tubuh Bumi bagian dalam masih bersuhu tinggi.

4. Teori Pasang Surut Gas

Teori ini dikemukakan leh jeans dan Jeffreys, yakni bahwa sebuah bintang besar mendekati matahari dalam jarak pendek, sehingga menyebabkan terjadinya pasang surut pada tubuh matahari, saat matahari itu masih berada dalam keadaan gas. Terjadinya pasang surut air laut yang kita kenal di Bumi, ukuranya sangat kecil. Penyebabnya adalah kecilnya massa bulan dan jauhnya jarak bulan ke Bumi (60 kali radius orbit Bumi). Tetapi, jika sebuah bintang yang bermassa hampir sama besar dengan matahari mendekati matahari, maka akan terbentuk semacam gunung-gunung gelombang raksasa pada tubuh matahari, yang disebabkan oleh gaya tarik bintang tadi. Gunung-guung tersebut akan mencapai tinggi yang luar biasa dan membentuk semacam lidah pijar yang besar sekali, menjulur dari massa matahari tadi dan merentang kea rah bintang besar itu.


Dalam lidah yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet. Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang pengaruhnya terhadap-planet yang berbentuk tadi. Planet-planet itu akan berputar mengelilingi matahari dan mengalami proses pendinginan. Proses pendinginan ini berjalan dengan lambat pada planet-planet besar, seperti Yupiter dan Saturnus, sedangkan pada planet-planet kecil seperti Bumi kita, pendinginan berjalan relatif lebih cepat.


Sementara pendinginan berlangsung, planet-planet itu masih mengelilingi matahari pada orbit berbentuk elips, sehingga besar kemungkinan pada suatu ketika meraka akan mendekati matahari dalam jarak yang pendek. Akibat kekuatan penarikan matahari, maka akan terjadi pasang surut pada tubuh-tubuh planet yang baru lahir itu. Matahari akan menarik kolom-kolom materi dari planet-planet, sehingga lahirlah bulan-bulan (satelit-satelit) yang berputar mengelilingi planet-planet. peranan yang dipegang matahari dalam membentuk bulan-bulan ini pada prinsipnya sama dengan peranan bintang besar dalam membentuk planet-planet, seperti telah dibicarakan di atas.

5. Teori Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak. Bintang yang tidak meledak itu adalah matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang mengelilinginya

Kesimpulan

Ada dua kesimpulan yang dapat diambil dari penjelasan mengenai proses terbentuknya bumi, yaitu:

1. Bumi berasal dari suatu gumpalan kabut raksasa yang meledak dahsyat, kemudian membentuk galaksi dan nebula. Setelah itu, nebula membeku membentuk galaksi Bima Sakti, lalu sistem tata surya.Bumi terbentuk dari bagian kecil ringan yang terlempar ke luar saat gumpalan kabut raksasa meledak yang mendingin dan memadat sehingga terbentuklah bumi.

2. Tiga tahap proses pembentukan bumi, yaitu mulai dari awal bumi terbentuk, diferensiasi sampai bumi mulai terbagi ke dalam beberapa zona atau lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak bumi.

Sunday, July 24, 2011

Selamat Datang Ramadhan

Oleh : KH. Jalaluddin Rakhmat


Rasulullah saw bersabda dalam sebuah hadis bahwa dengan puasa kita belajar mengendalikan hawa nafsu serta mengendalikan setan yang menipu dan menjebak kita. Pada waktu kita puasa, kita membelenggu setan, membuka pintu surga dan menutup pintu neraka.

Kita belajar menahan setan supaya tak masuk ke dalam tubuh kita. Salah satu pintu masuk setan ke dalam tubuh kita adalah melalui makan dan minum. Kita tutup pintu-pintu itu pada waktu siang hari. Kita melemahkan setan; membuatnya tak berdaya. Puasa adalah latihan mengendalikan hawa nafsu.

Di dalam tarekat, puasa adalah upaya mengendalikan diri kita secara lahiriah dan secara batiniah. Secara lahiriah, kita mengendalikan diri dengan mempuasakan seluruh panca indera kita. Dalam ilmu kebatinan, ketika kita melakukan semedi, kita harus menutup tujuh pintu masuk setan. Tujuh pintu itu adalah tujuh lubang dalam tubuh kita. Di antaranya mata, telinga, mulut, dan hidung. Dengan cara itu, kita dapat masuk ke dalam alam kesucian.

Secara lahiriah, puasa yang pertama di dalam tarekat adalah puasa menutup mulut kita atau puasa bicara. Puasa bicara bukan berarti meninggalkan pembicaraan yang kotor atau menggunjing orang lain. Dalam hadis Shahih Bukhari, Rasulullah saw bersabda, "Tidak dihitung mukmin, orang yang suka melaknat orang lain, suka menyakiti hati orang lain, atau berkata kotor." Ketika kita tak berpuasa pun, hal itu tidak boleh dilakukan, apalagi ketika kita sedang berpuasa. Yang dimaksud dengan puasa bicara adalah setelah meninggalkan pembicaraan tersebut di atas, kita menambah atau memperlebar puasa bicara kita dengan tidak membicarakan hal-hal yang tidak perlu. Kita tidak berbicara yang tidak berguna. Ciri mukmin yang sejati adalah menghindarkan pembicaraan yang tidak ada manfaatnya.

Yang dimaksud dengan manfaat di dalam hal ini adalah mendekatkan diri kepada Allah swt. Perkataan yang tidak membawa kita dekat kepada Allah swt adalah perkataan yang tidak bermanfaat. Hentikanlah perkataan seperti itu di dalam bulan puasa. Sebaiknya kita gantikan obrolan kita dengan memperbanyak dzikrullah, zikir kepada Allah swt.

Mengobrol tanpa menggunjingkan atau menyakiti orang lain memang diperbolehkan dalam agama. Tidak ada salahnya dalam hal itu. Tapi alangkah lebih baiknya bila waktu mengobrol itu kita ganti dengan berzikir kepada Allah.

Kita mengurangi suara mulut kita. Jika mulut kita terlalu banyak bicara, kita takkan sanggup lagi mendengarkan suara hati nurani kita. Siti Maryam as dalam Al-Quran dikisahkan pernah berpuasa tidak bicara. Ketika Maryam hilang dari kampung halamannya dan kembali setelah sekian lama dengan seorang bayi, orang-orang bertanya, "Hai saudara perempuan Harun, kau pulang dengan sesuatu yang aneh. Padahal kami mengenal engkau bukan sebagai perempuan nakal, melainkan perempuan saleh. Mengapa tiba-tiba kau pulang membawa anak?"(QS. Maryam: 28) Siti Maryam as diperintahkan Allah untuk puasa bicara. Ia disuruh untuk tidak menanggapi tuduhan yang macam-macam itu. Maryam hanya menjawab, "Aku sudah bernadzar kepada Allah yang Mahakasih bahwa hari ini aku tidak akan berbicara kepada seorang manusia pun." Maryam berjanji kepada Allah untuk berpuasa bicara. Karena Maryam puasa bicara, maka ia mampu mendengar suara bayi dalam kandungannya. Waktu itu juga, ketika Maryam membawa anak kecil, bayi itulah yang menjawab hujatan orang-orang. Bayi itu menjawab, "Salam bagiku ketika aku dilahirkan ketika aku mati dan pada waktu aku dibangkitkan nanti."(QS. Maryam: 33)

Menurut Sayyid Haidar Amuli, bila kita terlalu banyak bicara, kita takkan mampu untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib yang datang kepada kita. Kita juga menjadi tak sanggup mendengar kata-kata hati nurani kita. Suara mulut kita terlalu riuh sehingga isyarat-isyarat dari alam malakut (alam ruh) tak terdengar oleh batin kita. Kita terlalu banyak mendengarkan suara kita sendiri.

Puasa bicara diajarkan di dalam Al-Quran khusus kepada orang-orang saleh yang tidak hanya menjalankan syariat saja tetapi juga ingin memperindah syariatnya dengan usaha lebih lanjut. Puasa tarekat tidak berarti meninggalkan puasa syariat. Puasa tarekat adalah memperindah puasa syariat; menghiasnya agar lebih bagus.

Ketika kita berpuasa, setelah kita meninggalkan kata-kata kotor dan menyinggung perasaan orang, kita juga meninggalkan kata-kata yang biasa-biasa. Hanya supaya pembicaraan kita tidak mengambil alih zikir yang seharusnya kita lakukan di bulan Puasa. Nabi Zakaria as, ketika diberitahu bahwa ia akan mempunyai anak yang bernama Yahya, merasa amat bahagia karena dalam usianya yang amat tua, ia belum juga dikaruniai seorang putra. Zakaria as sering berdoa, "Tuhanku, sudah rapuh tulang-tulangku, sudah penuh kepalaku dengan uban, tapi aku tak putus asa berdoa kepada-Mu." (QS. Maryam: 4) Satu saat, Tuhan menjawab, "Aku akan memberi kepadamu seorang anak." (QS. Maryam: 7) Zakaria as hampir tidak percaya, "Bagaimana mungkin aku punya anak, ya Allah. Padahal istriku mandul dan aku pun sudah tua renta." (QS. Maryam: 8) Lalu Tuhan menjawab, "Hal itu mudah bagi Allah. Bukankah kamu pun asalnya tiada lalu Aku ciptakan kamu." (QS. Maryam: 9) Zakaria masih penasaran dan ia minta kepada Allah, "Apa tandanya, ya Allah?" Tuhan menjawab, "Tandanya ialah kau harus puasa bicara. Kau tidak boleh berkata kepada seorang manusia pun selama tiga hari berturut-turut." (QS. Maryam: 10)

Zakaria as diperintahkan Tuhan untuk mensyukuri nikmat yang diterimanya dengan berpuasa bicara. Itulah juga nasihat kepada seorang suami yang istrinya sedang mengandung; belajarlah puasa bicara. Usahakan sesedikit mungkin berbicara. Insya Allah, jika selama istri kita mengandung, kita berpuasa bicara, maka Allah akan memberikan kepada kita seorang anak seperti Yahya yang cerdas, arif, berhati lembut dan suci, bertakwa kepada Allah swt, dan sangat berkhidmat kepada orang tuanya, tak pernah memaksakan kehendaknya. Itulah ganjaran kepada orang yang puasa bicara.

Puasa bicara adalah puasa tarekat. Hanya dengan puasa bicara, batin kita menjadi lebih tajam untuk mendengarkan isyarat-isyarat gaib, mendengarkan hati nurani. Ketika kita terlalu banyak bicara, kita menjadi tuli. Dalam peristiwa mikraj diceritakan ketika Nabi Muhammad saw isra dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha, beliau melihat di pertengahan jalan ada seorang yang mengguntingi lidahnya berulang kali. Malaikat Jibril menjelaskan, "Itulah tukang-tukang ceramah yang suka memberikan nasihat kepada orang banyak tetapi ia tidak mempraktikkan apa yang ia khotbahkan."


------ Ceramah KH. Jalaluddin Rakhmat pada Pengajian Ahad di Masjid Al-Munawwarah, tanggal 13 Desember 1998. Dengan beberapa perubahan redaksional, ceramah ini ditranskrip oleh Ilman Fauzi R.

Telah Datang Ramadhan…Bulan Penuh Berkah

Oleh: Ustadz Abu Abdillah Ahmad Zain, Lc

بسم الله الرحمن الرحيم, الحمد لله رب العالمين, و صلى الله و سلم و بارك على نبينا محمد و آله و صحبه أجمعين, أما بعد:

Tulisan ini mengajak kepada penulis dan pembaca agar menyambut Ramadhan, Bulan Penuh Berkah, dengan: suka cita dan penuh keimanan serta bertekad bulat untuk semangat beribadah di dalamnya karena iman dan berharap pahala.

عنْ أَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ ».

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Telah datang kepada kalian Ramadhan bulan penuh berkah, Allah Azza wa Jalla telah mewajibkan atas kalian untuk berpuasa padanya, di dalamnya
1. dibukakan pintu-pintu langit,
2. ditutup pintu-pintu neraka,
3. dibelenggu pemimpin setan,
4. dan di dalamnya Allah memiliki 1 malam yang lebih baik dari seribu bulan, siapa yang diharamkan dari kebaikannya maka sungguh dia telah-benar-benar diharamkan kebaikan”.
Hadits riwayat An Nasai, dinyatakan shahih lighairi di dalam kitab Shahih At Targhib wa At Tarhib.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ. رواه الترمذي و صححه الألباني.

Artinya: “Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika pada awal malam bulan Ramadhan maka
1. para syetan dan pemimpin jin terbelenggu
2. dan tertutup pintu-pintu neraka dan tidak satu pintupun terbuka
3. dan dibukakan pintu-pintu surga dan tidak satu pintupun tertutup
4. lalu ada suara yang menyeru: “Wahai pencari kebaikan, sambutlah! Dan wahai pencari keburukan, cukuplah!
5. Dan Allah mempunyai orang-orang yang dimerdekakan dari neraka dan yang demikian itu pada setiap malam!”.
Hadits riwayat Tirmidzi, dishahihkan di dalam kitab Shahih Al Jami’.
Subhanallah…luar biasa…!
Jadi, bagaimana kita sambut bulan ini…???

قال أبن باز رحمه الله: “هذا الشهر شهر عظيم مبارك فاستقبلوه رحمكم الله بالفرح و السرور و العزيمة الصادقة على صيامه و قيامه و المسابقة فيه إلى الخيرات و المبادرة إلى التوبة النصوح من سائر الذنوب و السيئات و التناصح و التعاون على البر و التقوى و التواصي بالأمر بالمعروف و النهي عن المنكر و الدعوة إلى كل خير لتفوزوا بالكرامة و الأجر العظيم”. (مجموع فتاوى أبن باز رحمه الله 15/38)

Ibnu Baz rahimahullah berkata: “Bulan ini adalah bulan yang agung penuh dengan berkah, sambutlah bulan ini…
1. Dengan kegemberiaan dan suka cita.
2. Dengan tekad yang bulat untuk berpuasa dan beribadah di malam harinya.
3. Dengan berlomba-lomba untuk mengerjakan kebaikan.
4. Dengan segera bertaubat yang nasuha (sebenarnya).
5. Dengan saling menasehati dan tolong menolong atas kebaikan dan taqwa.
6. Dengan saling memberi wasiat agar beramar ma’ruf dan nahi mungkar.
7. Dengan berdakwah kepada setiap kebaikan.
Agar kalian menang dengan mendapatkan kemuliaan dan pahala yang sangat besar”. (Majmu’ fatawa Ibnu Baz, 15/38).

Tuesday, July 19, 2011

Apakah Cinta itu?

Mereka yang tidak menyukainya menyebutnya tanggung jawab,
Mereka yang bermain dengannya, menyebutnya sebuah permainan,
Mereka yang tidak memilikinya, menyebutnya sebuah impian,
Mereka yang mencintai, menyebutnya takdir.
Kadang Tuhan yang mengetahui yang terbaik, akan memberi kesusahan untuk menguji kita. Kadang Ia pun melukai hati, supaya hikmat-Nya bisa tertanam dalam.
Jika kita kehilangan cinta, maka pasti ada alasan di baliknya. Alasan yang kadang sulit untuk dimengerti, namun kita tetap harus percaya bahwa ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik.
Mengapa menunggu?
Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan, kita tidak ingin tergesa-gesa.
Karena walaupun kita ingin cepat-cepat, kita tidak ingin sembrono.
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita cintai, kita tidak ingin kehilangan jati diri kita dalam proses pencarian itu.
Jika ingin berlari, belajar berjalanlah duhulu,
Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu,
Jika ingin dicintai, belajarllah mencintai dahulu.
Pada akhirnya, lebih baik menunggu orang yang kita inginkan, ketimbang memilih apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang kita cintai, ketimbang memuaskan diri dengan apa yang ada.
Tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, Karena hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah, karena menunggu mempunyai tujuan yang mulia dan misterius.
Perlu kau ketahui bahwa Bunga tidak mekar dalam waktu semalam,
Kota Roma tidak dibangun dalam sehari,
Kehidupan dirajut dalam rahim selama sembilan bulan,
Cinta yang agung terus bertumbuh selama kehidupan.
Kebanyakan hal yang indah dalam hidup memerlukan waktu yang lama, Dan penantian kita tidaklah sia-sia.
Walaupun menunggu membutuhkan banyak hal - iman, keberanian, dan pengharapan - penantian menjanjikan satu hal yang tidak dapat seorangpun bayangkan.
Pada akhirnya. Tuhan dalam segala hikmat-Nya, meminta kita menunggu, karena alasan yang penting.
ni ad beberapa pendapat tentang cinta dari beberaapa sahabat, simak yaa...
1. by Widya HK
Cinta...
Untuk menguji hati...
Mengasah kesabaran...
Mengajarkan penderitaan...
Memberi kebahagiaan...
Menciptakan kenangan...
Karena itu...
Pakailah waktumu...
Untuk mencintai dan dicintai...
Karena itu adalah anugerah Allah yang terbesar dalam hidupmu...
2. by Tutie
Cinta?... Sampai saat ini gue ngga ngerti apa itu cinta.. yang gue tahu cinta itu cuma sering bikin gue cemburu... 
3. by James
Eleh-eleh cinta.. ada apa dengan cinta. 
4. by Budi
Cinta... selamat tinggal cinta telah membuat aku hancur, lalu bermanis tapi ternyata pahit, hanya karena cinta sebuah sahabat bisa punah karnanya, bagiku persahabatan lebih dari sekedar panasnya api cinta yang membakar hatiku. 
5. by Athem
Percayakah kalian akan cinta sejati dari seorang pacar...? Jawabannya..(bullshit)! Di dunia ini hanya ada satu cinta sejati. ALLAH
ya klo mnurut prbadi ni yaaa  CINTA ituuu.... hermm. apa yaa???.. bingung ndiri jdnya... cinta itu hidup.
begitu unik dan tak habis2 jika terus dibahas tentang apa itu cinta.cinta bisa membri semangat, mmbuat hdup ini trasa wooww.. bahkan cinta itu bisa menghancurkan layaknya bom hirisima dan nagasaki di japan, yang begitu meletus ' BUUUMMMM"
jika kita tak pandai2 mengontrol diri buuahaya kawan...ati-ati yaa cinta itu memabukkan siapa yang dinaunginya,kadang secara ga sadar cinta itu melenakan sejenak kpda mrka yg sedang berkasih ria..

Monday, July 18, 2011

Orang Tua Yang Kesepian

Suatu hari salah seorang sahabat saya pergi ke rumah orang jompo atau lebih terkenal dengan sebutan panti werdha bersama dengan teman-temannya. Kebiasaan ini mereka lakukan untuk lebih banyak mengenal bahwa akan lebih membahagiakan kalau kita bisa berbagi pada orang-orang yang kesepian dalam hidupnya.
Ketika sahabat saya sedang berbicara dengan beberapa ibu-ibu tua, tiba-tiba mata sahabat saya tertuju pada seorang kakek tua yang duduk menyendiri sambil menatap ke depan dengan tatapan kosong. Lalu sahabat saya mencoba mendekati kakek itu dan mencoba mengajaknya berbicara. Perlahan tapi pasti sang kakek akhirnya mau mengobrol dengannya sampai akhirnya si kakek menceritakan kisah hidupnya.
Si kakek memulai cerita tentang hidupnya sambil menghela napas panjang.

Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya untuk terus mencari usaha yang baik untuk keluarga saya, khususnya untuk anak-anak yang sangat saya cintai. Sampai akhirnya saya mencapai puncaknya dimana kami bisa tinggal di rumah yang sangat besar dengan segala fasilitas yang sangat bagus. Demikian pula dengan anak-anak saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dengan biaya yang tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dalam sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sebagai orangtua merasa sudah saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba-tiba isteri tercinta saya yang selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yang sangat mendadak. Lalu sejak kematian istri saya tinggallah saya hanya dengan para pembantu kami karena anak-anak kami semua tidak ada yg mau menemani saya karena mereka sudah mempunyai rumah yang juga besar.
Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi orang yang mau menemani saya setiap saat saya memerlukannya. Tidak sebulan sekali anak-anak mau menjenguk saya ataupun memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba-tiba anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan menjual rumah karena selain tidak effisien juga toh saya dapat ikut tinggal dengannya. Dengan hati yang berbunga saya menyetujuinya karena toh saya juga tidak memerlukan rumah besar lagi tapi tanpa ada orang-orang yang saya kasihi di dalamnya.
Setelah itu saya ikut dengan anak saya yang sulung. Tapi apa yang saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri-sendiri dan kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya. Semua keperluan saya pembantu yang memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda maka meskipun sudah tua saya tidak pernah sakit-sakitan. Lalu saya tinggal di rumah anak saya yang lain. Saya berharap kalau saya akan mendapatkan sukacita di dalamnya, tapi rupanya tidak. Yang lebih menyakitkan semua alat-alat untuk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan dari kayu dengan alasan untuk keselamatan saya tapi sebetulnya mereka sayang dan takut kalau saya memecahkan alat-alat mereka yang mahal-mahal itu.
Setiap hari saya makan dan minum dari alat-alat kayu atau plastik yang sama dengan yang mereka sediakan untuk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan dan minum sambil mengucurkan airmata dan bertanya di manakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dengan anak saya yang terkecil, anak yang dulu sangat saya kasihi melebihi yang lain karena dia dulu adalah seorang anak yang sangat memberikan kesukacitaan pada kami semua. Tapi apa yang saya dapatkan? Setelah beberapa lama saya tinggal disana akhirnya anak saya dan istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bahwa mereka akan mengirim saya untuk tinggal di panti jompo dengan alasan supaya saya punya teman untuk berkumpul dan juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Sekarang sudah 2 tahun saya disini tapi tidak sekalipun dari mereka yang datang untuk mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah semua harapan saya tentang anak-anak yang saya besarkan dengan segala kasih sayang dan kucuran keringat. Saya bertanya-tanya mengapa kehidupan hari tua saya demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yang menyusahkan, semua harta saya mereka ambil. Saya hanya minta sedikit perhatian dari mereka tapi mereka sibuk dengan diri sendiri. Kadang saya menyesali diri mengapa saya bisa mendapatkan anak-anak yang demikian buruk. Masih untung disini saya punya banyak sahabat dan juga kunjungan dari sahabat-sahabat yang mengasihi saya tapi tetap saya merindukan anak-anak saya.
Sejak itu sahabat saya selalu menyempatkan diri untuk datang kesana dan berbicara dengan sang kakek. Lambat laun tapi pasti kesepian di mata sang kakek berganti dengan keceriaan apalagi kalau sekali-sekali sahabat saya membawa serta anak-anaknya untuk berkunjung.
Sampai hatikah kita membiarkan para orangtua kesepian dan menyesali hidupnya hanya karena semua kesibukan hidup kita. Bukankah suatu haripun kita akan sama dengan mereka, tua dan kesepian?
When is the last time you chat to your parent? THEY NEED YOU!

Sedekah Yang Paling Afdhol

Dalam sebuah hadits terdapat penjelasan Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai aktifitas bersedekah yang paling utama alias afdhol.

Tidak semua bentuk bersedekah bernilai afdhol. Bagi orang yang berusia muda dan sedang energik tentunya bersedekah memiliki nilai lebih tinggi di sisi Allah daripada bersedekahnya seorang yang telah lanjut usia, sakit-sakitan, dan sudah menjelang meninggal dunia.

Untuk itulah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam memberikan gambaran kepada ummatnya mengenai sedekah yang paling afdhol.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ الصَّدَقَةِ أَفْضَلُ قَالَ أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ حَرِيصٌ

تَأْمُلُ الْغِنَى وَتَخْشَى الْفَقْرَ وَلَا تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتْ الْحُلْقُومَ

قُلْتَ لِفُلَانٍ كَذَا وَلِفُلَانٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلَانٍ

“Seseorang bertanya kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: “Wahai Rasulullah, sedekah apakah yang paling afdhol?” Beliau menjawab: “Kau bersedekah ketika kau masih dalam keadaan sehat lagi loba, kau sangat ingin menjadi kaya, dan khawatir miskin. Jangan kau tunda hingga ruh sudah sampai di kerongkongan, kau baru berpesan :”Untuk si fulan sekian, dan untuk si fulan sekian.” Padahal harta itu sudah menjadi hak si fulan (ahli waris).” (HR Bukhary)

Coba lihat betapa detilnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan ciri orang yang paling afdhol dalam bersedekah. Sekurangnya kita temukan ada empat kriteria: (1) Dalam keadaan sehat lagi loba alias berambisi mengejar keuntungan duniawi; (2) dalam keadaan sangat ingin menjadi kaya; (3) dalam keadaan sangat khawatir menjadi miskin dan (4) tidak dalam keadaan sudah menjelang meninggal dunia dan bersiap-siap membuat aneka wasiat soal harta yang bakal terpaksa ditinggalkannya.

Pertama, orang yang paling afdhol dalam bersedekah ialah orang yang dalam keadaan sehat lagi loba alias tamak alias berambisi sangat mengejar keuntungan duniawi.

Artinya, ia masih muda lagi masa depan hidupnya masih dihiasi aneka ambisi dan perencanaan untuk menjadi seorang yang sukses, mungkin dalam karirnya atau bisinisnya.

Dalam keadaan seperti ini biasanya seseorang akan merasakan kesulitan dan keengganan bersedekah karena segenap potensi harta yang ia miliki pastinya ingin ia pusatkan dan curahkan untuk modal menyukseskan berbagai perencanaan dan proyeknya.

Dengan dalih masih dalam tahap investasi, maka ia akan selalu menunda dan menunda niat bersedekahnya dari sebagian harta yang ia miliki. Karena setiap ia memiliki kelebihan harta sedikit saja, ia akan segera menyalurkannya ke pos investasinya.

Setiap uang yang ia miliki segera ia tanam ke dalam bisnisnya dan ia katakan ke dalam dirinya bahwa jika ia bersedekah dalam tahap tersebut maka sedekahnya akan terlalu sedikit, lebih baik ditunda bersedekah ketika nanti sudah sukses sehingga bisa bersedekah dalam jumlah ”signifikan” alias berjumlah banyak. Akhirnya ia tidak kunjung pernah mengeluarkan sedekah selama masih dalam masa investasi tersebut.

Kedua, bersedekah ketika dalam keadaan sedang sangat ingin menjadi kaya. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam seolah ingin menggambarkan bahwa orang yang dalam keadaan tidak ingin menjadi kaya berarti bersedekahnya kurang bernilai dibandingkan orang yang dalam keadaan berambisi menjadi kaya. Sebab bila seorang yang sedang berambisi menjadi kaya bersedekah berarti ia bukanlah tipe orang yang hanya ingin menikmati kekayaan untuk dirinya sendiri.

Ia sejak masih bercita-cita menjadi kaya sudah mengembangkan sifat dan karakter dermawan. Hal ini menunjukkan bahwa jika Allah izinkan dirinya benar-benar menjadi orang kaya, maka dalam kekayaan itu dia bakal selalu sadar ada hak kaum yang kurang bernasib baik yang perlu diperhatikan.

Sekaligus kebiasaan bersedekah yang dikembangkan sejak seseorang baru pada tahap awal merintis bisnisnya, maka hal itu mengindikasikan bahwa si pelaku bisnis itu sadar sekali bahwa rezeki yang ia peroleh seluruhnya berasal dari Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah Ar-Razzaq.

Hal ini sangat berbeda dengan orang kaya dari kaum kafir seperti Qarun, misalnya. Qarun adalah tokoh kaya di zaman dahulu yang di dalam meraih keberhasilan bisnisnya menyangka bahwa kekayaan yang ia peroleh merupakan buah dari kepiawaiannya dalam berbisnis semata.

Ia tidak pernah mengkaitkan kesuksesan dirinya dengan Yang Maha Pemberi Rezeki, Allah swt.

قَالَ إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَى عِلْمٍ عِنْدِ

“Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku".(QS Al-Qshshash ayat 78)

Ketiga, sedekah menjadi afdhol bila si pemberi sedekah berada dalam keadaan khawatir menjadi miskin. Walaupun ia dalam keadaan khawatir menjadi miskin, namun hal ini tidak mempengaruhi dirinya. Ia tetap berkeyakinan bahwa bersedekah dalam keadaan seperti itu merupakan bukti ke-tawakkal-annya kepada Allah.

Ia sadar bahwa jika Allah kehendaki, maka mungkin sekali dirinya menjadi kaya atau menjadi miskin. Itu terserah Allah. Yang pasti keadaan apapun yang dialaminya tidak mempengaruhi sedikitpun kebiasaannya bersedekah.

Ia sudah menjadikan bersedekah sebagai salah satu karakter penting di dalam keseluruhan sifat dirinya. Persis gambarannya seperti orang bertaqwa di dalam Al-Qur’an:

أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ

”... yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit.” (QS Ali Imran ayat 133-134)

Keempat, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat mewanti-wanti agar jangan sampai seseorang baru berfikir untuk bersedekah ketika ajal sudah menjelang. Sehingga digambarkan oleh beliau bahwa orang itu kemudian baru menyuruh seorang pencatat menginventarisasi siapa-siapa saja fihak yang berhak menerima harta miliknya yang hendak disedekahkan alias diwasiatkan.

Ini bukanlah bentuk bersedekah yang afdhol. Sebab pada hakikatnya, seorang yang bersedekah ketika ajal sudah menjelang, berarti ia melakukannya dalam keadaan sudah dipaksa oleh keadaan dirinya yang sudah tidak punya pilihan lain.

Bila seseorang bersedekah dalam keadaan ia bebas memilih antara mengeluarkan sedekah atau tidak, berarti ia lebih bermakna daripada seseorang yang bersedekah ketika tidak ada pilihan lainnya kecuali harus bersedekah.

Itulah sebabnya Nabi shollallahu ’alaih wa sallam lebih menghargai orang yang masih muda lagi sehat bersedekah daripada orang yang sudah tua dan menjelang ajal baru berfikir untuk bersedekah.

Ya Allah, masukkanlah kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedekah yang paling afdhol. Terimalah, ya Allah, segenap infaq dan sedekah kami di jalanMu. Amin.-

HIDUP DAMAI dengan PUASA

Sahabat Hikmah... 
Kedamaian hanya didapat dengan menjadi orang yang bertaqwa. Dan ketaqwaan akan didapat dengan berpuasa di bulan Ramadhan. Allah Subhanahu wa Ta’aa  menetapkan dalam Al-Quran:

“ Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,”(QS al-Baqarah [2]: 183).

Secara sederhana, taqwa didefinisikan sebagai perasaan takut kepada Allah Swt. Rasa takut ini kemudian terejawantahkan dengan mengerjakan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
Karena itu, bisa ditegaskan bahwa ciri atau indikator umum dari orang yang bertakwa bisa diamati dari sikap dan perilakakunya, yaitu meninggalkan segala larangan-Nya dan melaksanakan semua perintah-Nya. 

Dan lebih spesifik sifat orang orang yang bertaqwa dan ciri-cirinya dijelaskan oleh Allah SWT dalam Al Quran Surat Ali Imran ayat 133-136 :
  1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
  2. Orang-orang yang menahan amarahnya,
  3. Orang-orang yang mema`afkan (kesalahan) orang lain,
  4. Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri (berbuat dosa), mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya itu, sedang mereka mengetahui.

Ciri-ciri tersebut di atas merupakan wujud lahir ketakwaan seseorang dan merupakan wujud KEDAMAIAN seseorang.

1. Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit,
Sifat suka berinfaq akan melahirkan sifat empati dan kepedulian. Bergetar jiwanya kalau melihat penderitaan orang lain, dan tidak ada kata berpangku tangan melihat sesama saudaranya menderita/teraniaya, walaupun harta mereka pun  ‘sempit’ untuk memenhi kebutuhannya . Mereka berbuat demikian karena sudah terbiasa berpuasa, merasakan lapar dan haus sepanjang hari.

"Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah SWT akan menutupi aibnya di dunia maupun di akhirat. Barangsiapa yang menghilangkan sebagian kesulitan seseorang, niscaya Allah akan menghilangkan baginya kesulitan dunia dan akhirat. Dan barangsiapa yang selalu menolong kebutuhan saudaranya, niscaya Allah akan menolong kebutuhannya.” (HR. Muslim dan Tirmidzi.)

Tiada kedamaian jiwa dan kebahagiaan yang lebih kecuali kita bisa membahagiakan orang lain, sehingga orang lain yang ada disekelilingnya pasti akan merasakan kebahagiaan pula dekat dengannya dan akan membantunya bila ditimpa kesusahan, saling tolong-menolong seperti satu tubuh yang satu.

2. Orang-orang yang menahan amarahnya.
Marah itu menguras energi dan membuat hati tidak tenang dan akan menyesal sesudahnya. Orang yang mudah marah juga akan mempunyai teman yang sedikit dan dijauhi teman-temannya . Rasulullah SAW bersabda tentang marah: 

"Sesungguhnya marah itu berasal dari syetan, dan sesungguhnya syetan itu diciptakan dari api, sedangkan api hanya bisa dipadamkan dengan air. Oleh karena itu, apabila seseorang dari kalian marah, maka hendaklah ia berwudhu " (HR Abu Dawud).

Dengan terbiasa berpuasa dengan benar, maka dia akan mudah menahan amarahnya.

3. Orang-orang yang mema`afkan (kesalahan) orang lain.
Orang yang pendendam hatinya tidak akan menemukan kedamaian, dan dia hanya akan menumpuk kemarahan dan musuh. Orang yang mudah memaafkan akan damai karena semua masalah dianggap tidak ada masalah dan dia tidak menyimpan masalah berlama-lama karena cepat memaafkannya. Dan orang demikian akan menjadikan dia mempuanyai teman baik yang banyak.

Memaafkan butuh kematangan diri dan kecakapan spiritual. Kematangan diri hanya bisa didapatkan melalui keterbukaan hati dan pikiran akan segala pengalaman hidup yang dialami. Sementara kecakapan spiritual hanya bisa diperoleh ketika telah memiliki rasa penghambaan yang  tinggi hanya kepada Allah SWT semata. Dan itu semua dapat dicapai dengan berpuasa selama sebulan penuh di bulan Ramadhan dengan benar. Bukan hanya memaafkan, bahkan orang yang bertaqwa akan membalas kejahatan dengan kebaikan karena Allah SWT.

    ''Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu)   dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan   antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat  setia.'' (QS Fushshilat [41]: 34).

4. Orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri (berbuat dosa), mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka, dan mereka tidak meneruskan perbuatan dosanya itu, sedang mereka mengetahui.

Orang yang bertaqwa bukan berarti tidak pernah berbuat dosa, karena manusia itu tempat lupa dan salah. Sehingga orang yang bertaqwa apabila berbuat dosa, dia ingat Allah Yang Maha Melihat, Maha Pengampun dan Yang Maha Keras Siksanya, sehingga dia mohon Ampun kepada Allah dan tidak terus menerus dalam perbuatan  dosa tersebut.

Orang yang berpuasa sudah dididik untuk meninggalkan yang halal pada bulan-bulan lain tetapi di bulan Ramadhan diharamkan pada siang harinya yaitu makan, minum dan berhubungan dengan suami/isteri. Sehingga dengan sesuatu yang diharamkan Allah SWT, niscaya akan selalu menjauhinya. Sehingga orang yang bertaqwa adalah mereka yang tidak menumpuk-numpuk dosa dan kesalahan, sehingga jiwanya damai.

Sebaliknya orang yang banyak berbuat maksiat dan dosa, mereka akan selalu merasa gundah dan gelisah dan mempunyai penghidupan yang sempit.

“Dan Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka Sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam Keadaan buta". (QS Thaha : 124)

Orang yang banyak berdosa dan tidak cepat memohon ampunan Allah serta tidak berhenti dari perbuatan dosa juga akan merasakan  keterasingan dan kesenjangan dari Allah SWT. Keterasingan ini menghilangkan kenikmatan dan kebahagiaan dalam hidup. Harta dan anak tidak lagi menjadi nikmat. Kemapanan materi tidak bisa mengalahkan besarnya derita yang timbulkan karena rasa keterasingan dari Allah SWT. tersebut. Rasa keterasingan ini memiliki beberapa dampak diantaranya:
  1. Hilangnya rasa percaya terhadap janji Allah SWT, sehingga semakin senang berbuat dosa dan malas berbuat kebaikan dan beribadah.
  2. Tidak bisa husnuzhan dengan Allah SWT, sehingga selalu berpikir negative kepada Allah dan kepada orang lain. Padahal kedamaian akan didapat bila kita selalu berpikr positif.

Sahabat Hikmah...
Semoga puasa Ramadhan nanti menjadi UNIVERSITAS KEHIDUPAN kita, sehingga kita layak mendapatkan IJAZAH TAQWA dan akan menjadikan hidup kita DAMAI di dunia dan akhirat. Aamiin Yaa Rabbal’aalamiin.

Saturday, July 16, 2011

Mengubah Derita Menjadi Bahagia

Cobaan yang terberat dalam hidup adalah musibah yang datangnya bertubi-tubi. Tekanan hidup yang begitu teramat berat ada yang malah menjauh dari Allah, membuat hidupnya semakin menderita, jatuh sakit dan terpuruk namun juga banyak malah, mendekatkan diri kepada Allah yang membuat segala musibah dan masalah, mengubah derita menjadi bahagia. Itulah yang dialami seorang bapak ketika yang memiliki usahanya yang bergerak rental mobil sedang mengalami seret bahkan nyaris tidak ada pemasukan, padahal cicilan modal usahanya harus dibayar setiap bulan, malah dikejutkan salah satu mobilnya hilang. 'Astaghfirullah' ucapnya lirih. Rasanya bagaimana bagai dihempas gelombang yang menghantam, membuatnya antara percaya dan tidak percaya sampai tertegun.

Ditengah kebingungannya, tiba-tiba dokter bilang istrinnya harus melahirkan melalui operasi caesar karena tubuh istrinya yang mungil panggulnya dianggap tidak cukup memadai untuk melahirkan secara normal. Kepahitan hidup yang bertubi-tubi yang dihadapinya mencoba instropeksi diri, beliau menyadari sejak lama sudah lama meninggalkan kewajibannya, shodaqohpun tidak pernah dilakukan, menjalankan sholat lima waktu aja hampir tidak pernah dikerjakan, 'hidup kita aja sudah susah, banyak hutang. buat apa shodaqoh?' begitulah katanya setiap kali bila diingatkan istrinya untuk bershodaqoh akibatnya dengan kejadian pahit ini membuat hidupnya menjadi terasa hampa.

Melihat kepanikan dirinya, sang istri menenangkan hatinya agar lebih mendekatkan diri kepada Allah. 'Mungkin juga karena bapak tidak pernah shodaqoh maka Allah menimpakan musibah bertubi-tubi pada keluarga kita.' Ucapan sang istri membuatnya tersentak, 'Iya, musibah ini semua karena aku jauh dari Allah, kufur nikmat, tidak pernah shodaqoh.' tuturnya, air matanya mengalir tanpa terasa, banyak hal anugerah Allah yang dilimpahkan pada dirinya tidak pernah disyukurinya. Tersadar akan hal itulah yang membuat beliau datang ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh agar Allah berkenan mengampuni dosa-dosanya dan menjauhkan keluarganya dari segala musibah dan bencana.

Alhamdulillah, ketika persalinan tiba waktunya, istri melahirkan dengan normal tanpa harus operasi caesar, setelah terasa mulas beberapa menit kemudian bayinya lahir dengan selamat, sehat dan normal. Sejak itulah kehidupan rumah tangga lebih mendekatkan diri kepada Allah, banyak keberkahan yang dialaminya. Kemudahan dalam menjalankan usaha rental mobilnya dan keuntungan dari hasil disisihkan untuk shodaqoh. Bahkan tidak segan-segan mobil rentalnya digunakan untuk mengantar tetangga yang sedang sakit tanpa dipungut biaya sepeserpun. Kehidupan keluarga dirasakan lebih indah. Keberkahan demi keberkahan kerap dirasakan. Selain membuat usaha rental mobil bertambah maju, menyelamatkan istri dari operasi caesar, menyehatkan hati, juga tidak kalah penting adalah kebahagiaan bagi keluarganya.

"Musibah yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak dan tetangganya bisa dihilangkan dengan puasa, sholat, sedekah dan amar ma'ruf nahi mungkar." (HR. Bukhari & Muslim).

Wassalam,

Pengorbanan Untuk Meraih Kebahagiaan

Perhatikan bagaimana al Quran membimbing kita melihat masalah, seperti yang disebutkan dalam surat al Baqarah ayat 216, 'Boleh jadi engkau membenci sesuatu, padahal ia baik bagimu, dan boleh jadi engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu. Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui (Q/2:216). Renungkan pula bagaimana proses yang mengantar kita pada kebahagiaan, ternyata di sana ada pengorbanan. Kemerdekaan suatu bangsa juga harus didukung oleh pengorbanan sebagian dari warganya, yakni dengan gugurnya para pahlawan di medan perang. Disadari atau tidak, sebenarnya setiap pribadi harus bersedia berkorban demi kebahagiaan bersama.

Pengorbanan, sifat mengalah harus selalu ada pada diri kita demi mewujudnya kebahagiaan yang hakiki. Suatu bahaya yang mencekam ternyata melahirkan kebahagiaan berupa munculnya orang-orang pemberani yang berhasil mengusir bahaya itu. Pengalaman menderita sakit parah ternyata bisa mendatangkan rasa kebahagiaan, yakni ketika merasakan betapa nikmatnya kesehatan. Jika penderitaan itu terjadi karena kesalahan maka itu adalah tanggungjawab kita sebagai pilihan hidup kita tetapi bila tidak bersalah itulah yang disebut dengan pengorbanan, maka pengorbanan kita akan dibalas oleh Allah dengan ketinggian derajat di akhirat (Q/2:155-157) . Menurut al Quran, Allah memberikan potensi kepada kita untuk mampu memikul kesedihan dan melupakannya. Dalam surat at Taghabun disebutkan 'Tidak satupun petaka yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah dan barang siapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia (Allah) akan memberi petunjuk kepada hatinya, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q/64:11).

Allah Maha Sempurna, sementara nalar kita tidak sempurna. Adakalanya kehidupan dapat dipahami oleh nalar kita dan seringkali tidak. Kita pernah diributkan oleh lirik lagu yang mengatakan bahwa takdir itu kejam, padahal takdir Allah selalu baik untuk hamba-hambaNya. Persoalan kehidupan memang bukan semata-mata problem nalar, tetapi problem juga rasa, sebagai akibat dari keinginan kita untuk selalu mendapatkan yang terbaik untuk dirinya, keluarga kita atau diri kita saja hingga melupakan yang lain. Jika problemnya demikian maka yang mampu menanggulanginya adalah ketaqwaan kita kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala, berperan besar dalam mencapai kebahagiaan yang hakiki, dunia dan akherat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. (QS Ath-Thalaq 4).

Apa yang anda pikirkan?

Setiap kali membuka akun Facebook maka dinding facebook ini selalu bertanya? “Apa yang sedang Anda pikirkan?”bosen saya mmbacanya. tapi ya gmna lagi, sepertinya ini uda tututan pengguna... sabar mas, sabar mas wahyu.. hehe.
Pertanyaan ini merupakan perbaikan dari pertanyaan sebelumnya pada saat saya mulai bergabung dengan facebook beberapa tahun silam. ntah kpan lupa ...yang pnting pake baju ga lupa.. hehe
Dimana saat itu yang ditanyakan adalah, “Apa yang sedang Anda lakukan?” mau tau aja ya urusan orang. reseee! kyk ibu-ibu jualan panci.. cit cit cuuuittt. hadeeww.. ampun deh.

Menurut saya tepat sekali penggantian pertanyaan tersebut. Bila kita menggunakan pertanyaan yang pertama maka status kita mungkin terbatas, karena apa yang kita lakukan terbatas pengetahuan atau kemampuan yang kita miliki, sementara pertanyaan yang kedua menjadi tidak terbatas karena kita bisa berimajinasi. Kondisi ini seperti yang dikatakan Albert Einstein yang mengatakan bahwa, “Ilmu pengetahuan sangatlah terbatas sementara imajinasi tidak terbatas”.

Menarik juga perkataan dari Eleanor Roosevelt, mantan Presiden USA seperti dalam teks photo di atas, yang mengatakan : Small Minds discuss people, Average Minds discuss events, Great Minds discuss ideas

Hmm... boleh jadi sangat benar. “Pikiran Kecil membicarakan orang. Pikiran Sedang membicarakan peristiwa. Pikiran Besar membicarakan gagasan”.

Dan kitapun bisa melanjutkan... maka sebagai akibatnya ...
PIKIRAN KECIL akan menghasilkan GOSIP.
PIKIRAN SEDANG akan menghasilkan PENGETAHUAN.
PIKIRAN BESAR akan menghasilkan SOLUSI.

Ketiga jenis pikiran ini ada di dalam setiap otak kita. Pikiran mana yang lebih mendominasi kita, begitulah apa yang dihasilkannya. Kalau setiap saat otak kita dipenuhi oleh Pikiran Kecil, maka kita akan selalu asyik dengan urusan orang lain, namun tidak menghasilkan apa-apa, kecuali perseteruan. Tetapi bila Pikiran Besar yang mendominasi, maka ia akan aktif menemukan terobosan baru.

PIKIRAN KECIL senang menggunakan kata tanya “SIAPA”,
PIKIRAN SEDANG senang menggunakan kata: “ADA APA”, sedangkan
PIKIRAN BESAR selalu memanfaatkan kata tanya: “MENGAPA” dan “BAGAIMANA”.

Dalam melihat satu peristiwa yang sama, misalnya jatuhnya buah apel dari pohonnya, akan cenderung ditanggapi berbeda.

Si PIKIRAN KECIL akan tertarik dengan pertanyaan : “SIAPA SIH YANG KEMARIN KEJATUHAN BUAH APEL?”
Si Pikiran Sedang akan bertanya: “APAKAH SEKARANG BERARTI SUDAH MULAI MUSIM PANEN BUAH APEL ?”
Sedangkan Si PIKIRAN BESAR : “MENGAPA BUAH APEL ITU JATUH KE BAWAH, BUKANNYA KE ATAS?”.

Dan pikiran yang terakhir itulah yang konon mengisnpirasi SIR ISAAC NEWTON menemukan TEORI GRAVITASInya yang terkenal. Tidak ada satupun prestasi atau karya di dunia ini yang dihasilkan oleh Pikiran Kecil.

Di samping itu, ketiga jenis pikiran ini juga mempunyai ‘MAKANAN’ FAVORIT yang berbeda.
Si PIKIRAN KECIL biasanya senang melahap TABLOID, INFOTAINMENT, KORAN MERAH
si PIKIRAN SEDANG amat berselera dengan KORAN BERITA,
si PIKIRAN BESAR memilih BUKU-BUKU/ ARTIKEL yang membangkitkan INSPIRASI.

Jadi apa yang sedang Anda pikirkan?

Thursday, July 14, 2011

Kekasihku, Betapa Bahagianya Aku di Sisimu

Ketika kehidupan dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang, terucap dalam sukma. Membisikkan kata mesra kepada orang yang kita cintai, "Kekasihku, betapa bahagianya aku disisimu." Kebahagiaan Itu menimbulkan rasa nyaman dan tenteram dan damai dalam tubuh kita. Rasa tenteram dan bahagia itu bukanlah sesuatu yang datangnya kebetulan tetapi memang dirancang dan direncanakan oleh Allah dengan sangat matang. Ketenteraman dan kebahagiaan yang terlahir karena adanya kasih sayang. Perasaan kasih sayang pada suami istri "ditiupkan" oleh Allah ke dalam hati mereka dan itulah bukti betapa Allah sangat berkuasa atas diri kita.

Hari demi hari kita mengarungi mahligai rumah tangga, menebar warna dan semerbak harum mewangi bunga seperti kita pertama kali bertemu dengan orang kita cintai. Begitu terasa indah memandangnya saat ia tertidur, saat tersenyum, marah, tertawa dalam bahagia dan derita membalut keluarga. Terkadang begitu erat menggenggam jemari, akan tetapi tidak jarang terhempas terbawa angin dan derasnya air hujan seperti bah air yang menghantam membuat kita terpisah dan berteduh ditempat yang berbeda berhias fatamorgana. Menari bersama kunang-kunag tanpa cahaya, wajahnya tersamar, terkadang kita tidak mengenalinya lagi, dengan setulus hati kita merawat cinta dan kasih sayang sebagai sebuah anugerah dari Allah.

Maka disaat kita merawat cinta dan kasih sayang yang telah ditiupkan ke dalam sanubari kita, kebahagiaan dan ketenteraman kita akan rasakan. Kitapun mengungkapkan dengan setulus hati, "Sayang, betapa bahagianya aku disisimu" tetapi sebaliknya, bila kita menodainya dengan nafsu amarah maka ketenteraman dan kebahagiaan tidak pernah terwujud. Allah telah memberikan kebun indah dengan berhias aneka warna dan harum mewangi agar kita dapat menciptakan ketenteraman dalam hidup kita. Selanjutnya kita sendirilah yang diberikan kebebasan mengambil peran dalam upaya meraih ketenteraman tersebut dengan jalan merawat dan tidak menciderai rasa cinta serta kasih sayang. Disaat kita merawat seringkali tangan kita terluka terkena duri. Kalau kita mengerti, kita tidak akan mengeluh disaat kita merawat cinta dan kasih sayang rumah tangga kita sebab kasih sayang Allah menguatkan kita melalui duri-duri tajam kehidupan, semua itu mengajarkan kita dan melatih kesabaran kita untuk tetap kuat dan kokoh dalam menghadapi masalah.

--
"Dan diantara tanda-tanda kebesaranNya ialah Dia menciptakan pasangan untukmu dari jenismu sendiri agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya dan Dia jadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. ar-Ruum : 21).

Keberkahan Itu Membahagiakan

Kerja keras belum tentu produktif, ada yang sudah kerja keras hingga ngos-ngosan keringatan, tetapi hasilnya ternyata tidak memadai. Kerja cerdas lebih produktif, tidak terlalu keringatan tetapi hasilnya bisa jauh lebih banyak. Tetapi banyak juga orang yang sudah kerja cerdas, sudah menghasilkan begitu banyak, segala yang dibutuhkan sudah tersedia, ternyata hidupnya tidak tenang, gelisah dan ujung-ujungnya lari ke narkoba, hidupnya menjadi sengsara. Nah ada jenis kerja lain, yaitu kerja ikhlas yang mengutamakan kehalalan, rizki yang diterima bersumber pada yang benar dan diridhai oleh Allah. Dapat banyak alhamdulillah, dapat sedikit alhamdulillah, belum dapat, sabar dan berusaha lagi. Seberapapun yang diperoleh dari kerja keras, cerdas dan ikhlasnya, ia bisa menerimanya dengan senang hati, karena ia menyadari bahwa wilayah kita itu hanya berikhtiar, hanya berusaha, sedangkan hasil adalah ketetapan Allah. Ada orang sudah dapat banyak masih kurang dan hatinya gelisah, makan tak enak tidur tak nyenyak, dimusuhi orang banyak dan yang berharap keberkahan dapatnya sedikit tetapi ia merasa cukup bahkan masih bisa memberi. Dengan tenang ia menikmati hasil jerih payahnya, membahagiakan, harmonis dengan keluarga & lingkungan bahkan dihormati orang lain.

Menurut hitungan matematis, orang yang punya uang dua juta rupiah kemudian diambil satu juta untuk membantu biaya sekolah anak-anak yatim maka uangnya yang tersisa hanya tinggal satu juta rupiah. Jika orang itu kemudian mempunyai pola perilaku tetap yaitu selalu memberikan separoh hasil usahanya untuk membantu orang lain yang kesulitan, maka menurut hitungan matematis ia pasti lambat kayanya dibanding jika ia tidak suka memberi. Jika ia menjadi kaya 10 tahun kemudian maka logikanya jika tidak suka memberi, ia sudah bisa menjadi orang kaya lima tahun lebih cepat. Tetapi realitas kehidupan sering berbicara lain. Orang yang suka memberi justru lebih mudah mendapat rizki sementara orang yang tidak suka memberi, usahanya sering tersendat-sendat. Mengapa? karena hidup itu bukan hanya matematika bumi tapi ada juga matematika langit. Orang yang kekeuh dengan hitungan matematika bumi dalam interaksi sosial tanpa disadari ia justru kehilangan peluang non teknis yang nilainya tak terukur secara matematis, itulah keberkahan.

Berkah artinya terkumpulnya kebaikan ilahiyyah pada kita & keluarga seperti terkumpulnya air di dalam kolam. Secara sosiologis, berkah artinya terdayagunanya nikmat Allah secara optimal. Berkah dalam hidup tidak datang dengan sendirinya tetapi harus di­upayakan. Bahwa tingkatan ekonomi keluarga itu berhubungan dengan kesungguhan berusaha, kemampuan me­nge­lola (manajemen) dan berkah dari Allah. Itulah sebabnya jika rizki yang kita dapatkan membawa berkah maka menghadirkan segala kebaikan, menghapus kegelisahan, menghilangkan keputusasaan, menambah optimis, bisa berbagi untuk sesama, menjadikan hidup kita lebih indah, lebih sehat, menenteramkan hati dan semakin mendekatkan diri kita kepada Allah serta membuat kita menjadi dekat dengan lingkungan, dicintai dan dihormati keluarga & orang-orang disekeliling kita.

'Sekiranya penduduk negeri-negeri itu beriman dan bertaqwa, niscaya Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan dari bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami akan siksa mereka disebabkan oleh perbuatan mereka (QS. al-A'raf : 96).

Hati Yang Perih Terluka

Cinta bukanlah pikiran dan perasan. Cinta bukanlah semata harapan dan keinginan, tetapi cinta adalah sebuah latihan kesabaran, sebab cinta itu memberi, cinta itu berkorban, cinta itu memaafkan. Cinta yang hakiki tidak dilalui dengan riang gembira dan canda tawa namun cinta yang hakiki dilewati dengan peristiwa yang menguras derai air mata, perih dan terluka agar anda mengerti bahwa sesungguh cinta yang hakiki hanyalah cinta kita kepada Allah, Sang Pemilik Kehidupan.  Bagi mereka yang mengejar kebahagiaan dengan berharap akan menemukan cinta yang hakiki harus melalui cobaan dan ujian yang terberat adalah kehilangan. Kehilangan sesuatu yang berarti tentu saja membuat kita merasa sedih dan berduka. Terlebih kehilangan seseorang yang begitu kita cintai dan kita harapkan, bahkan seluruh hidup kita bergantung kepada kehadirannya, maka rasa perih dan terluka mengiringi kepergiannya teramat dalam dan tidak akan pernah terhapus dari ingatan kita. Setiap benda, peristiwa, jalan yang pernah kita lalui atau hal yang mengingatkan kita kepada orang tersebut membuat perih dan luka hati menganga kembali dan rasa sakit menyayat begitu perih, nyeri.

Kenangan begitu indah, Hidup penuh semerbak harum mewangi bunga, bagai di taman firdausy penuh bunga keindahan tersimpan dalam ingatan kita. Cinta dan kasih sayang, kemesraan, menimbulkan kenangan manis tak terlupakan. Sementara disisi lain kecintaan penuh muatan emosi, pertengkaran, pengkhianatan menimbulkan kebencian yang membakar apapun yang justru dicintainya dan dipujanya. Setiap benda, tempat, peristiwa dengan orang tersebut menimbulkan kenangan pahit, perih dan terluka. Jika terjadi kematian atau perceraian yang terjadi secara tiba-tiba sama sekali tidak diduga dan tidak dikehendakinya biasanya jiwanya memberontak, marah, tidak dapat menerima keadaan yang terjadi akibat ketidakpuasan pihak yang ditinggalkan atau peristiwa yang dalaminya.

Lantas bagaimana menyembuhkan perih dan terluka karena kehilangan orang yang anda cintai akibat kematian atau perceraian? Anda tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatan anda sendiri. Sebab anda adalah makhluk yang lemah. Kita hanya akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila menyerahkan semua perkara kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. "Dan bertawakallah kamu hanya kepada Allah, jika kamu orang-orang yang beriman." (QS. al-Ma'idah : 23). Jadikanlah kalimat "Hasbunallah wa ni'mal wakil" sebagai dzikir yang selalu menyelimuti anda, perih dan terluka dihati anda akan berubah menjadi kebahagiaan untuk meraih cinta yang hakiki yaitu cintanya Allah.

--
Cukuplah Allah menjadi penolong bagi kami dan Dia sebaik-baiknya pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah, mereka tidak ditimpa satu bencana dan mereka mengikuti keridhaan Allah. Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. ali Imran : 173-174).

Wassalam,

belum ada judul yang pas dan klick....

aku ingin berkembang layaknya seperti apa yang orang-orang lain .menikmati hidup bersama alam sambil mencari jati diri yang belum pernah ku ketahui ada apa di dalam diri ini, sambil berlari mengepalkan tangan dan berteriak.. HAAAAAAAAAAAAAA...........!!!!!!!!!!.AKU BISAA..!! akankah aku jadi orang yang kuat ataukah orang yang lemah yang tergantung pada sistem? tapi aku yakin aku hebat, aku luar biasa...HUUH.. (tetep sok PD) hehe
 pernah terfikir tidak untuk jadi orang besar di negeri ini? ya. pernah terfikir oleh ku. tiba-tiba saja seperti kilat menyambar dalam otak ku.. jebreet...entah otak ini tiba-tiba seperti albert E penemu MC2. dalam sekejap terlintas dlam banakku, trnyata bumi kita ini kotor yaa... banyak sampah dimana2 lama2 bosen saya liat sampah berserakan di negeri ini, apa pemerintah tidak memberikan PAL  untuk sampah dan limbah itu sendiri.. hemm
pngen ku sulap  alam sekitarku menjadi alam sejuk, damai, tenang, hemm bisakah kau bayangkan itu? indah ...apakah itu bisa? mari kita coba, bimsalabim abrakadabraa... (oo ternyata tidak bisa) hehe. unk merubah swatu tak hanya dengan sekali kecap, tapi butuh tidakan. qlo orang bule kate, TALK LESS DO MORE. hehe
.Damai kali ya negri ini jika alam bersahabat dengan kita.ga ada lg yang namanya banjir dan antek2nya.  banyak burung berkicau,banyakk pepohonan nan asri,  desir angin sepoi meng hembus dahi (sambil ku tutup mata unk merasakan desirannya) hemm.. mantap. tapi saya tidak tau dengan mereka apakah mereka punya impian yang sama dengan saya atau tdak.. banyak sih yang  mengatakan "saya sayang alam" tapi buktinya tetap saja mereka membuang sampah sembarangan. setidaknya apa partisipasi pada diri sendri jika mau menyelamatkan bumi ini.
 banyak yang mengatakan secara besar-besaran "sayangi bumi kita, selamatkan bumi kita" bla3x....... sampai bosen saya mendengarnya..saya tidak butuh suaramu, tapi saya butuh aksimu..!! ini sulit tanpa ada kesadaran pada diri pribadi. terkadang saya pun juga masih seperti itu, buang sampah tidak pada tempatnya. tapi setidaknya saya sudah berusaha meminimalisir apa yang saya lakukan. tidak semata-mata untuk saya pribadi, tapi untuk semua. jika lingkungan kita bersih,rapi semuakan juga ikut senang. anak kecil saja tau kemana harus buang sampah pada tempatnya, masa kita yg uda gedhe2 gini ga tau kemana harus buang sampah..apakah ke bawah meja, kursi, pohon, jalan.jiiahhh. ra bois. halah.. ga malu tu sama nak kecil?
apa harus dibuat duta sampah faet duta lingungan  sampah  biar negri ini bersih dari sampah? kita bisa liat sampah di jalanan bagaikan bak gunung di tepi jalan, hemmm luar biasa nengri ini.. apakah hobi mengoleksi sampah? hehe.
terlalu panjang lebar unk membasahas masalah sampah, banyak halaman mkin kan ku makan unk embel2 sampah.... mulai dari diri sendiri kawan lingkungan adalah sebagian dr hdp kita. layaknya teman yang ga kenal matre.. ya ,mkin walo pun ad teman yg matre.. tp tak anggep ga matre lah... wes konco kabeh.. hehe. (baik yaa aku)
bersama kita bisa . GO GREEN INDONESIA

Iblis Datang dari Muka, Belakang, Kanan, dan Kiri Kita

Di dalam Al Qur’an, akan kita dapati sebuah rekaman dialog antara Allah SWT dengan iblis yang dihukum oleh Allah. Dalam dialog tersebut, iblis menyatakan untuk selalu menyesatkan manusia. Hal tersebut terekam dalam surat Al A’raf ayat 16-17 berikut ini:   “Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan men-dapati kebanyakan mereka bersyukur (ta’at).’” (QS. Al A’raf : 16-17)   Dari ayat Al Quran di atas dijelaskan bahwa Iblis akan selalu menghalang-halangi kita dari jalan yang lurus. Caranya, dia akan mendatangi kita dari muka, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri kita. Lalu apa maksud dari keempat penjuru itu? Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan firman Allah SWT dalam surat Al-A’raf ayat 17 di atas adalah:“Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka”: Iblis akan membuat manusia ragu akan permasalahan akhirat (Min baini Aidihim),“dan dari belakang mereka”: membuat mereka cinta kepada dunia (Wa Min Kholfihim),“dari kanan”: urusan-urusan agama akan dibuat tidak jelas (Wa ‘An Aimaanihim)“dan dari kiri mereka”: dan manusia akan dibuat tertarik dan senang terhadap kemaksiatan (Wa ‘An Syama’ilihim).   Lalu timbul pertanyaan di benak kita, mengapa iblis tidak mendatangi kita dari atas dan dari bawah kita? Hal tersebut dijelaskan dalam sebuah tafsir Al Qur’an berikut ini: Al-Fakhrur-Razy dalam tafsirnya berkata: “Diriwayatkan bahwa ketika Iblis mengatakan ucapannya tersebut, maka hati para malaikat menjadi kasihan terhadap manusia mereka berkata: “Wahai Tuhan kami, bagaimana mungkin manusia bisa melepaskan diri dari gangguan syaitan?” Maka Allah berfirman kepada mereka bahwa bagi manusia masih tersisa dua jalan: atas dan bawah, jika manusia mengangkat kedua tangannnya dalam do’a dengan penuh kerendah-hatian atau bersujud dengan dahinya di atas tanah dengan penuh kekhusyu’an, Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka” (At-Tafsir Al-Kabir V/215)   Dalam tafsir yang lain juga dikatakan bahwa Iblis tidak mendatangi kita dari atas, karena Rahmat Allah turun kepada manusia dari atas (Tafsir Ibnu katsir III/394-395).   Oleh karena itu IMAN dan PERTOLONGAN Allah  adalah senjata kita. Berdoalah, mari kita berlindung kepada Allah atas segala godaan syaithan yang terkutuk.

Dengki Itu Berbahaya

Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat, dalam bahasa Arab disebut hasad. Dengki adalah perasaan tidak senang atas keberuntungan orang lain disertai usaha menghilangkan dan memindahkan keberuntungan itu kepada diri sendiri (an tatamanna zawala ni`mat al mahsud ilaika). Adapun menginginkan hal yang serupa dengan yang diperoleh orang lain tidak termasuk dengki, karena al Quran bahkan menyuruh kita berlomba meraih kebajikan (fastabiq al khoirat).

Mengapa orang mendengki berbahaya ? Dasar dari sifat dengki adalah adanya keinginan orang untuk menjadi orang nomor satu, menjadi orang yang terhebat, terkaya, terhormat dan ter-ter yang lain, yang berkonotasi rendah. Dalam bahasa agama, dunia dengan segala urusannya adalah sesuatu yang rendah. Dalam bahasa Arab, dun ya artinya dekat atau rendah atau hina. Jadi orang hanya mendengki manakala yang diperebutkan itu sesuatu yang rendah, hina dan berdimensi jangka pendek, ibarat orang yang memasuki lorong sempit yang hanya muat satu orang. Ruang sempit itulah yang menyebabkan para peminat harus berdesakan dan saling menyikut. Selanjutnya jika ada satu orang yang telah berhasil memasuki lorong dan berhasil menduduki kursi duniawi yang diperebutkan, kursi jabatan misalnya, maka orang yang belum berhasil memandang orang yang telah berhasil sebagai hambatan yang harus disingkirkan, sementara orang yang telah berhasil menduduki kursi itu memandang orang lain yang berminat sebagai ancaman yang juga harus dihambat. Bila orang sudah dirasuki kedengkian maka apapun bisa dilakukan sekalipun itu perbuatan yang tercela.

Adapun jika memperebutkan sesuatu yang besar, mulia dan berdimensi panjang hingga akhirat, maka diantara para peminat justeru terdapat hubungan. Orang yang merindukan derajat takwa misalnya, ia akan senang jika ada orang lain yang melakukan hal yang sama. Demikian juga orang yang ikhlas bershodaqoh, maka ia sangat senang jika ada orang lain yang juga gemar bershodaqoh. Jika diantara orang yang ingin menjadi orang dekat pada pimpinan terdapat saling iri, saling menjegal, hal itu adalah karena sempitnya ruang untuk menjadi orang dekat pimpinan, Tetapi jika ingin menjadi orang yang dekat dengan Allah, maka seberapapun banyaknya orang yang menginginkan, disana tersedia ruangannya karena Allah Maha Luas Rahmat Nya.

Dengki itu sangat berbahaya, bukan hanya bagi diri pemiliknya tetapi juga bagi masyarakat luas. Dengki itu kata hadis nabi ibarat setitik api yang dapat membakar kayu bakar seberapapun banyaknya. Ia juga bagaikan pisau cukur yang bisa mencukur bersih amal seseorang. Dengki adalah penyakit kejiwaan yang merusak kesehatan tubuh sekaligus merusak tatanan sosial ditengah masyarakat. Nabi menyebutkan, hanya dua hal orang boleh iri, yakni jika ada orang yang dikaruniai ilmu banyak, ia dapat mengajarkan kepada orang lain dan juga yang bersangkutan mengamalkannya. Kedua, jika ada orang yang dianugerahi banyak harta, tetapi ia membelanjakannya di jalan yang benar hingga habis untuk kepentingan menolong sesama.


Wassalam,

Keutamaan & Adab Sholat Jum'at

Hari Jum'at disebut sebagai penghulu hari (sayyidul ayyam) atau hari baik dimana hari itu mempunyai berbagai keutamaan dalam Islam. Dianjurkan kepada kita agar pada setiap hari Jum`at amal kebaikan ditingkatkan karena dijanjikan pahala yang lebih besar. Dari Abu Hurairah diriwayatkan bahwa Rasulullah. pernah bersabda:

"Sebaik-baik hari yang terbit matahari padanya adalah hari Jum'at. Pada hari Jum`at Allah menciptakan Adam. Pada hari Jum'at Adam. dimasukkan kedalam surga, dan pada hari Jum'at pula Adam dikeluarkan dari surga, dan tidak akan terjadi hari Kiamat melainkan pada hari Jum'at."(H.R. Muslim)

Setiap Mukmin laki-laki wajib hukumnya untuk menunaikan sholat Jum'at. Keutamaan & adab sholat Jum'at ialah sebagai berikut:

1. Hendaknya pada hari Jum'at setiap mukmin memperbanyak doa dan mendekatkan diri kepada Allah, karena diantara keutamaan hari Jum'at adalah terdapatnya saat mustajab (dikabulkannya) doa oleh Allah. Dari Anas disebutkan bahwa Rasulullah. pernah bersabda:

"Carilah saat mustajabah yang diharap-harapkan pada hari Jum'at, setelah sholat Asar sampai menjelang maghrib”. (HR. Muslim)

2. Memperbanyak sholawat kepada Rasulullah.

3. Disunnahkan untuk mandi, memakai wewangian dan berpakaian bagus.

4. Membaca surat al Kahfi. Menurut hadis Rasulullah, barang siapa membaca surat al Kahfi pada hari Jum'at, niscaya Allah akan memberinya cahaya antara dua Jum'at. (HR. Muslim)

5. Datang lebih awal ke masjid.

6. Mengerjakan sholat sunnat rawatib sesudah Jum'at 4 rakaat (HR.Muslim) dan sholat attahiyatul masjid.

7. Jangan melangkahi pundak orang yang sedang duduk di dalam shaf sholat, kecuali di sana jelas ada tempat kosong yang perlu diisi.

8. Tidak berbicara sedikitpun ketika Khatib sedang berkhutbah, karena perbuatan itu menghilangkan pahala Jum'at. Rasulullah bersabda:

Apabila engkau menegur teman di hari Jum'at dengan ungkapan, hai diam!, sementara khatib sedang berkhutbah, maka engkau telah merusakkan nilai Jum'atmu. (HR. Muttafaq 'alaih).

9. Hentikan transaksi jual beli pada saat menjelang khutbah Jum'at dimulai. Firman Allah,

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kalian telah dipanggil untuk sholat pada hari Jum'at, maka bergegaslah kepada dzikrullah (sholat Jum'at) dan tinggalkan jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagi kalian, jika kalian mengetahui. (Q.S. al Jum`ah: 9)

10."Jangan berpuasa (sunnah), kecuali jika puasa itu merupakan lanjutan dari puasa sebelumnya atau sesudahnya."(HR Muttafaq `alaih)

Wassalam..

Cinta Seorang Ayah

Cintanya sebagai seorang ayah mampu menahan beban hidup untuk kebahagiaan anaknya. Sebagai ayah ditengah kesibukkannya mencari nafkah tidak membuatnya melupakan nilai-nilai keimanan yang diyakininya. Godaan sebagai pengawas proyek selalu mampu ditolaknya karena bertentangan dengan nurani. Sekalipun dirinya sholatnya masing bolong-bolong namun di dalam mencari nafkah selalu mengutamakan rizki didapat dengan benar dan halal. Bukan rizki yang didapat dari yang kotor. Dia sangat menyakini bahwa rizki yang yang tidak benar mempengaruhi kehidupan keluarganya. Itulah sebabnya sebagai wujud cinta dan kasih sayang seorang ayah dirinya selalu berhati-hati di dalam mencari nafkah yang halal untuk anak dan istrinya, juga mendidik anak & istri agar mendirikan sholat lima waktu dan kepekaan sosial terhadap lingkungan.

Tiba-tiba anaknya yang teramat dicintainya sakit. Perutnya mengembung. Anaknya menangis terus menerus. Tanpa berpikir panjang dirinya segera membawa anaknya ke rumah sakit. Sebagai seorang ayah tak kuasa dirinya menahan air mata. Dokter sempat mengatakan kesempatan hidup anaknya tinggal 60% saja. Tim dokter sudah dipersiapkan untuk operasi anaknya. 'Siapa yang mengatur hidup mati kita? apakah dokter itu yang mengatur? kok berani-beraninya mereka menyebutkan tinggal 60% hidup anak saya,' begitu tanyanya. Berkali-kali beristighfar memohon ampun kepada Allah namun air matanya tak dapat disembunyikan.

Bergegas beliau bersama istrinya ke Rumah Amalia untuk bershodaqoh, dengan berharap keridhaan Allah bisa menyembuhkan anaknya. Keesokan harinya operasi itu dilaksanakan. lampu operasi sudah menyala. Sementara seorang anak kecil tergeletak tak berdaya. Dia nampak sangat gelisah. Hilir mudik didepan kamar operasi. Perkataan istrinya sudah tidak digubrisnya lagi. Dirinya tak henti-hentinya berdoa, Bermacam-macam doa sudah dipanjatkan kepada Allah, tak tahu lagi harus apa yang harus dilakukan. Tak lama kemudian seorang dokter keluar dari kamar operasi muncul didepan pintu sambil tersenyum kepadanya. 'Bapak, berdasarkan hasil pemeriksaan saya, anak bapak tidak perlu dioperasi,' Dia bersyukur takjub. Desah nafasnya terasa ringan. Air matanya bercucuran. Syukur alhamdulillah berkali-kali diucapkannya. Pada lantai rumah sakit dibersujud. Sujud syukur sambil menangis tak tertahankan. Alangkah nikmatnya rasanya menerima anugerah Allah justru disaat harapan sudah mulai menipis.begitulah Allah menguji hamba-hambaNya yang beriman. Subhanallah..

"Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu mereka yang apabila tertimpa musibah mengucapkan, 'Kami berasal dari Allah dan akan kembali kepadaNya"(QS. al-Baqarah: 155-156).

Wassalam,